Monday, May 18, 2015

Antara Sholat, aurat, & ikhtilat

SHALAT, AURAT DAN IKHTILAT

Oleh : Aisha Purba
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Saudariku yang kucintai karena Allah,
Sudikah engkau aku beritahu akan 3 perkara yang akan menjadi wasilah untukmu menjadi mar'atush shaalihah yang dicemburui para bidadari surga?

Yang melaksanakannya merupakan realisasi ketaatan,
Yang apabila engkau benar menjaganya
in syaa Allah ia akan menyelamatkanmu di dunia ini dan di akhirat kelak.

Tiga perkara itu tidak hadir sebagai pilihan, namun kewajiban bagi mereka yang mengaku diri sebagai muslimah,
Karena syariat-Nya bukan untuk ditawar-tawar.

Saudariku...
Sudahkah engkau benar dalam menjaga sholatmu?

Kenapa harus sholat?

Karena sholat sebagai bukti bagi kita yang mengaku islam.
Karena solat dapat mencegah  dari perbuatan keji dan mungkar.
Yang akan tercermin melalui akhlak dan perbuatan.
Ia juga penolong bagi orang beriman apabila disandingkan dengan sabar.

Lalu apa pula keistimewaannya?

Sholat teramat istimewa,
Karena perintah sholat langsung diterima Nabi dari Allah melalui perjalanan panjang isra dan mi'raj.
Karena sholat adalah amalan pertama yang akan dihisab.
Lalu masihkah engkau dapat bersikap tenang ketika dengan sengaja engkau abaikan perintah ini?

Adakah jawaban yang engkau persiapkan ketika menghadap Allah nanti?

Saudariku...
Sudahkah engkau benar dalam menjaga auratmu?

Sebagaimana firman-Nya :

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.33:59)

Saudariku...
Perintah menutup aurat bukanlah sebuah kekangan,
Namun ia merupakan bukti kasih sayang dan cinta-Nya.
Tidakkah engkau tahu bagaimana kaum wanita diperlakukan sebelum datangnya sinar Islam?

Kaum yang dulunya hanya dijadikan pemuas nafsu,
Yang kelahirannya adalah aib,
Dan bahkan tanpa rasa belas kasih dikubur hidup-hidup.

Saudariku...
Hijab itu identitasmu sebagai muslimah,
Hijab itu kehormatanmu,
Hijab itu penjagamu,
Agar engkau dikenal dan tidak diganggu.
Lihatlah betapa Islam telah mengangkat derajatmu.

Lalu alasan apakah yang menghalangimu untuk kemudian menghijabi dirimu wahai saudariku?

Apakah yang membuatmu bangga ketika para lelaki di luar sana dapat dengan mudah menikmati keelokan tubuhmu?

Saudariku...
Sudahkah engkau benar dalam menjaga ikhtilatmu?

Menjaga batas-batas pergaulan dengan mereka yang bukan mahram,
Tidak melunakkan suara ketika berbicara, Karena ia boleh menjadi bibit penyakit bagi lawan bicaramu atau bahkan dirimu sendiri.

Saudariku...
Sudahkah engkau berusaha untuk menjadi sebaik-baik wanita yang tidak dipandang dan tidak pula memandang?

Saudariku muslimah...
Bantulah kaum lelaki untuk menjaga pandangannya,
Bantulah mereka untuk menjaga agamanya,
Karena menjadi wanita hanya ada 2 pilihan,
Menjadi sebaik-baik perhiasan atau justru sebesar-besar fitnah.

Peringatan ini aku tulis bukan karena merasa diri lebih baik darimu,
Namun karena aku ingin kelak engkau menjadi salah satu teman yang akan menanyakanku kepada Allah apabila tak kau temui aku di surga.

Saudariku...
Bermujahadahlah meskipun sulit,
Bermujahadahlah meskipun pahit,
Sebab di balik kesulitan dan kepahitan itu,
Telah menanti keindahan yang tiada terperi.

Suka yang tiada duka,
Muda yang tiada tua,
Kehidupan yang kekal abadi,
Yang semua itu hanya akan dapat kita rasai,
Apabila kita bertemu kembali di Surga nanti.

Aamiin Allahumma aamiin.

Ukhuwwah fillah abadan abada... 🌹🌹🌹

Sunday, May 10, 2015

Menikah, merintis jalan ke Syurga

‪#‎Menikah‬, merintis jalan ke Syurga #

By: Aisha Purba
Editor:  Ustadz Rudianto Surbakti

Saudariku, wahai bidadari dunia..
Tentunya engkau sangat merindukan sakinah dalam berkeluarga.
Menikah dengan seseorang yang se-fikrah.
Yang memang impian setiap wanita sholeha.
Menjadikan Allah sebagai kecintaan yang utama.
Mengikuti risalah yang dibawa oleh Rasullah.
Membina Baitul Muslim bersama suami.
Yang kelak menjadi Qudwah hasanah bagi mukmin lainnya.

Tetapi ingatlah duhai shalihah.
Dinikahi oleh seorang lelaki sholeh tidak menjamin akan SyurgaNya.
Kecuali engkau menjaga keimanan itu utuh sampai akhir hayatmu.

Lihatlah sosok Asiyah binti Muzahim,
Ia dinikahi oleh sehina2 makhluk yang mengaku diri sebagai Tuhan (Fir'aun).
Namun Allah bangun sebuah rumah disisiNya didalam Syurga.
Itu karena ketaatannya kepada Rabbnya.

Lalu tahukah engkau tentang istri Nabi Nuh AS?
Ia dinikahi oleh sebaik-baik lelaki pada masanya.
Namun, ia mendapat murka Allah karena keingkarannya.

Lalu lihat pula kisah Maryam binti Imran.
Yang teguh memelihara kesucian dirinya.
Sampai Allah mengabadikan di dalam Al-Qur'an.
Karena melalui rahim suci itu, lahir insan yang menjadi pemimpin.
Pemimpin dan penolong bagi kaumnya, yaitu Isa AS.
Walau ia tidak memiliki suami & tidak pula disentuh oleh lelaki.

Bukankah seharusnya kisah mereka menjadi iktibar bagimu wanita akhir zaman?

Duhai Muslimah,
Ambil beratlah tentang Agamamu.
Sebelum engkau menjadi istri & ibu.
Karena kelak dirimu akan menjadi Madrasah pertama bagi Mujahid/Mujahidah yang lahir dari rahimmu.

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Wanita dinikahi karena 4 perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah karena agama niscaya engkau akan beruntung" (HR. Bukhari & Muslim)

Ana bintun sholihah (Saya anak solehah),
Ad-Da'iah Ilallah (Pendakwah di jalan Allah),
Fataatun mutaadibah (Remaja beradab),
Zaujatun mahbubah (Istri yang disayangi),
Ummu a'qilah (Ibu yang berakal).
(Cinta High Class)

Nasihat ini khusus ditujukan kepada diri ini.
Semoga ia senantiasa meluruskan niat dalam menggapai penikahan.
Memperbaiki keIslaman kita dari hari ke hari.
Sampai saatnya nanti Allah wafatkan kita dalam keadaan khusnul khotimah.